Verrell menceritakan betapa sulitnya dia mengurus masalahnya di negeri orang. Verrell mengatakan polisi di Jepang awalnya susah membantu dirinya, tapi setelah melihat namanya di Google baru ada tindakan.
"Polisi-polisi di Tokyo awalnya juga susah bantu, terkesan hopeless, giliran Google nama baru dibantu. Itu pun juga sudah 3 jam ditanya bolak-balik untuk verifikasi dengan language barrier yang sangat besar," curhatnya.
Liburan Verrell Bramasta di Jepang justru disibukkan dengan bolak-balik kantor polisi.
"Capeknya urus paspor. Tas dicopet, dompet hilang, liburan jadi harus urusin gini, astaga," keluh Verrell Bramasta.
"Ada-ada saja, tas gue dicopet orang di Shinjuku. Paspor, dompet, uang, credit card, ATM, semua hilang. Hasilnya sekarang sudah empat jam di kantor polisi Jepang," tukasnya. (dtk/rbg)