Dari bekal menjadi aktivis mahasiswa itu, Ridwan pun terjun ke ranah politik. Dia sempat menjadi anggota DPR dari Fraksi PPP mulai 1977-1982 dan 1982-1987, menjadi Wakil Ketua Komisi APBM (1977-1982), Wakil Ketua Komisi X (1982-1987), Ketua Umum Partai Masyumi Baru (1995-2003), sampai menduduki jabatan Ketua Komite Waspada Komunisme.
Ridwan juga hobi menulis. Sejak 1992, dia sudah aktif menerbitkan banyak buku. Buku-buku yang dia tulis di antaranya Golkar Pascapemilu; Anak Betawi Diburu Intel Yahudi; Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya; Status Piagam Jakarta: Tinjauan Hukum dan Sejarah; serta Fakta dan Data Yahudi di Indonesia.
Sehari sebelum wafat, Ridwan dikabarkan kritis di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang sempat menjenguknya menyampaikan bahwa Ridwan kritis akibat pembuluh darahnya pecah.
"Sy baru saja komunikasi dg anaknya Bang Ridwan Saidi, tadi pagi jam 6.00, katanya pecah pembuluh darah, n dibawa ke RSPI Bintaro. Keadaan Bang RS blm sadar. Mhn doanya," cuit Fadli di akunnya @fadlizon membalas cuitan Fahri @Fahrihamzah, yang dikutip Jumat (23/12/2022). (okz/rbg)