Secara umum, Dikatakan Hendro, pihaknya akan melakukan pantauan wilayah bidang angkutan penyeberangan di 11 lintasan.
Masing-masing yakni di Merak - Bakauheni, Ketapang - Gilimanuk, Padangbai - Lembar, Kayangan - Pototano, dan Ajibata - Ambarita. Kemudian, di Tanjung Api-Api - Tanjung Kelian, Sibolga - Nias, Bajoe - Kolaka, Bitung - Ternate, Kupang - Rote, dan Hanimua - Waipirit.
"Kondisi angkutan penyeberangan pada 11 lintasan yang dipantau tersebut pada periode nataru 2019 dibandingkan dengan periode nataru 2021 terdapat penurunan penumpang dan total kendaraan, namun pada kendaraan truk mengalami kenaikan," jelasnya.
Pada pergerakan penumpang periode nataru 2019 terdapat 3.461.092 orang, sementara periode nataru 2021 terdapat 1.873.379 orang. Secara keseluruhan pada 11 lintasan tersebut terjadi penurunan penumpang sebesar 46 persen.
Kemudian, total kendaraan pada nataru 2019 terdapat 775.644 unit, sementara pada nataru 2021 sebanyak 515.582 unit atau terjadi penurunan sebesar 34 persen.
Namun, pada nataru 2022 ini, dikatakan Hendro, secara keseluruhan pada 11 lintasan tersebut diprediksi pergerakan penumpang dan kendaraan rata-rata naik sebesar 7 persen dari realisasi nataru 2021.
Yakni dengan rincian untuk penumpang dari 1.873.379 diprediksi naik menjadi 2.004.516. Kemudian, untuk total kendaraan dari 515.582 menjadi 551.673.
"Untuk prediksi puncak mudik dan balik terdiri dari 2 sesi. Yakni puncak arus mudik pertama pada 23-24 Desember dan untuk puncak arus balik pada 25-26 Desember.
