Senin, 22 Desember 2025

Korban Tragedi Kanjuruhan: Ke Rumah Sakit Bawa Pengantar Camat, Diantar Babinsa, Tetap Disuruh Biaya Mandiri

- Senin, 7 November 2022 | 08:21 WIB
PENYEMBUHAN: Dewi Trisnawati didampingi ayahnya Hadi Sutrisno menunjukkan hasil rontgen tulang penyangga paru-paru yang patah akibat tragedi kanjuruhan di rumahnya di kawasan Gondang Legi Minggu (30/10).    (FOTO: ALFIAN RIZAL/JAWA POS)
PENYEMBUHAN: Dewi Trisnawati didampingi ayahnya Hadi Sutrisno menunjukkan hasil rontgen tulang penyangga paru-paru yang patah akibat tragedi kanjuruhan di rumahnya di kawasan Gondang Legi Minggu (30/10). (FOTO: ALFIAN RIZAL/JAWA POS)

Pihak rumah sakit meminta Dewi Trisnawati pulang saat kondisinya sedang parah. Di rumah, dia tidak bisa jalan. Mandi pun kesulitan. Pascatragedi (1/10), tidak ada bantuan medis yang didapat.

Laporan : Bagus Putra Pamungkas

DEWI Trisnawati tiba di RSI Gondanglegi pukul 01.00 (2/10). Dia baru saja terkena gas air mata. Tubuhnya nggelundung dari tribun 12 Stadion Kanjuruhan.

Tidak ada luka luar. Tapi, napasnya tersengal-sengal. ”Rasanya sesak, Mas. Perih juga. Wes pasrah,” kata Dewi saat ditemui Jawa Pos di rumahnya di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.

Dia meminta, oksigen kepada pihak rumah sakit. Tapi, permintaan itu ditolak mentah-mentah.

BACA JUGA : Korban dan Keluarga Tragedi Kanjuruhan Siapkan Gugatan Ganti Rugi

”Kata dokternya, nggak perlu oksigen. Napas saya sesak karena syok saja. Padahal, napas rasanya sudah berat,” ujar perempuan 27 tahun itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X