RBG.ID – Hampir satu bulan sudah horor di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, itu dia saksikan dan alami.
Tapi, Cholifatur Rosida masih ingat betul bagaimana dia salah menganggap gas air mata yang ditembakkan ke arah tribun sebagai petasan.
Akibatnya, bukannya menutup mata, dara 18 tahun tersebut malah melotot.
’’Saya kira itu petasan. Sampai mata terasa perih dan ditutup pakai jaket oleh teman saya,’’ katanya saat ditemui Jawa Pos di rumahnya di kawasan Polehan, Kota Malang.
BACA JUGA : Jakmania Minta DPR Hadir dalam Kasus Kanjuruhan
Hampir satu bulan setelah tragedi yang mengakibatkan 135 orang meninggal dan ratusan lainnya terluka itu, ditemani perwakilan Aremania, Jawa Pos mendatangi beberapa korban untuk mengetahui proses pengobatan dan perawatan mereka.
Ini sekaligus untuk mengingatkan berbagai pihak bahwa masih banyak korban tragedi memilukan tersebut yang membutuhkan perhatian.