RBG.ID – Kini dunia dihadapkan pada masalah krisis pangan global dan hal ini memberikan ancaman terhadap terjadinya kerawanan pangan di berbagai negara.
Penyebabnya kompleks, diantaranya perubahan iklim yang mempengaruhi produksi pangan, meningkatnya tensi geopolitik (perang Rusia-Ukraina), konflik sosial di Afrika, serta inflasi yang meningkat tajam di berbagai belahan dunia.
Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia IPB University, Prof Drajat Martianto mengungkapkan, kendati kondisi ketahanan pangan Indonesia masih tergolong baik, tapi terjadi penurunan dalam ketahanan pangan nasional.
BACA JUGA : IPB – Kemkop UKM Dampingi dan Fasilitasi Tenant Naik Kelas
“Posisi Indonesia di Global Food Security Index mengalami penurunan pasca pandemi COVID-19. Indonesia, kini menghadapi triple burden of malnutrition, 3 masalah gizi sekaligus yaitu gizi kurang (stunting dan wasting), obesitas dan kurang gizi mikro (KGM) atau yang sering disebut sebagai kelaparan tersembunyi (the hidden hunger),” ujarnya dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar.
Menurutnya tantangan terbesar Indonesia kini, bukan lagi kurang energi dan protein, tetapi kelaparan tersembunyi (hidden hunger).
Yaitu berupa defisiensi zat gizi mikro, khususnya defisiensi zat besi, yodium, asam folat, seng, vitamin A dan zat gizi mikro lainnya.