Dalam postingannya tadi malam, Bjorka mengumumkan bahwa akun Twitter dan channel Telegram-nya telah di shutdown oleh pemerintah Indonesia.
Padahal pada akun Telegram miliknya yang pertama, sudah memiliki 53 ribu lebih anggota.
Di dalam channel Telegram-nya, Bjorka membagikan data-data pribadi milik pejabat pemerintahan. Diantaranya data Menkominfo Johny Gerard Plate, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan. Selain itu juga ada data pribadi milik Ketua DPR Puan Maharani.
Untuk diketahui Bjorka dalam aksinya, menjual hasil peretasan di website breached.to secara online.
Harga dokumen hasil peretasannya dia jual dengan harga yang cukup murah. Yaitu hanya 8 coin credits. Di website breached.to pengguna bisa membeli 30 coin credits seharga EURO 8 atau sekitar Rp 120 ribu.
Hanya saja untuk pembelian coin credits tersebut tidak melayani skema transfer atau pembayaran kartu kredit. Pembelian coin credits hanya bisa dilakukan dengan menukar koin kripto.
Total ada sembilan jenis koin kripto yang bisa digunakan untuk membeli coin credits. Yaitu Bitcoin, Monero, Bitcoin Cash, Litecoin, Etherium, Dogecoin, Solana, Dai, dan USD Coin (USDC).
Data hasil peretasan pertama yang dijual Bjorka adalah hasil peretasan basis data Komisi Pemilihan Umum (KPU).