Senin, 22 Desember 2025

Komunitas KamiSketsa di Galeri Nasional Indonesia, Menggambar Apa Saja demi Jaga Spirit Berkarya

- Jumat, 26 Agustus 2022 | 06:07 WIB
Anggota kamunitas KamiSketsa GalNas berfoto bersama di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis (11/9/2022). Sketsa Bambang Harsono berjudul Pasar
Anggota kamunitas KamiSketsa GalNas berfoto bersama di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis (11/9/2022). Sketsa Bambang Harsono berjudul Pasar

Di pojok Galnas, demikian Galeri Nasional Indonesia biasa disebut, tempat Bambang menuju tiap Kamis, berkumpullah para seniman sketsa yang tergabung dalam komunitas bernama KamiSketsa. Biasanya mereka mulai meriung sekitar jam makan siang.

Pihak Galnas menyediakan kertas dan peralatan gambar. Tapi, biasanya seniman yang sudah senior telah punya peralatan sendiri-sendiri. Peralatan gambar dari Galnas itu umumnya dimanfaatkan anggota komunitas yang lebih muda atau orang umum yang sekadar ingin coba-coba orat-oret di atas kertas putih.

Setiap sketcher punya gaya dan preferensi tersendiri. Bambang hobi menggambar kerumunan orang. Atau interaksi yang terjadi antarmanusia yang dia lihat. Saya dan fotografer Salman Toyibi saja diam-diam digambarnya saat melakukan wawancara. Tahu-tahu sudah jadi.

Kawan-kawannya menyebut gaya Bambang sebagai sketsa ilustratif. Garisnya tegas, tidak putus-putus. Tersambung terus seperti mi. Mi yang berhasil menangkap semaraknya interaksi antarmanusia. ”Itu teknik yang sulit ditiru,” kata Widiyanto Gunawan, salah seorang sketcher muda.

Tidak ada tema khusus dalam reriungan rutin setiap Kamis itu. Bagi mereka, yang terpenting menjaga spirit bersketsa tetap hidup.

Mereka biasanya hanya bercengkerama di sela-sela menggambar sketsa. Malahan lebih banyak mereka menggambar satu sama lain. Pada Kamis (11/8) pekan lalu, misalnya, Widiyanto Gunawan alias Wawan menggambar Bambang Semboto alias Totok, seniman senior yang duduk di sampingnya.

Sadira Auliyan, mahasiswi ITB yang kebetulan hadir, menggambar Budiman, juga senior sketcher, yang duduk di hadapannya. Budiman pun melakukan hal yang sama, menggambar potret Sadira, gadis berhijab yang duduk di hadapannya.

Sementara Totok sendiri asyik menggambar fotografer Jawa Pos Salman Toyibi. Pertama, dia meminta Salman duduk diam menghadap lain arah, lalu memintanya berekspresi alami tanpa merasa sedang digambar. Dengan kecepatan menakjubkan, jari Totok menari di atas kanvas. Sret-sret-sret, wajah Salman pun selesai tergambar hanya dalam waktu 1 menit 15 detik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X