RBG.ID, JAKARTA - Mulai hari ini, Jumat (29/7) tenaga kesehatan mulai diberikan vaksin booster Covid-19 kedua atau dosis keempat. Mereka merupakan kelompok paling berisiko karena berada di garda terdepan dalam merawat pasien Covid-19.
Apalagi, kekebalan mereka mulai menurun setelah 6 bulan usai booster pertama. Selain nakes, kelompok pelayan publik dianjurkan menyusul untuk mendapatkan booster dua kali, termasuk wartawan.
Apakah wartawan perlu mendapatkannya?
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mencontohkan pelaksanaan vaksinasi booster dosis dua kali di Australia, di mana tak semua tenaga kesehatan di sana mendapatkannya. Hanya mereka yang bekerja di garda terdepan, yang menghadapi pasien secara langsung yang diberi vaksin booster dua kali.
“Di Aussie itu selektif. Sudah 3 bulan lalu nakes yang paling berisiko diberikan booster dua kali,” jelasnya kepada JawaPos.com, Jumat (29/7).
Bicara kelompok pelayan publik, ia menilai wartawan yang sering ke lapangan, sering berada di lokasi kerumunan meliput sebuah peristiwa yang berhadapan dengan masyarakat perlu mendapatkan booster dua kali. Wartawan yang hampir tiap hari berada di tengah keramaian, bisa masuk kategori berisiko.
“Selama ketersediaan kecukupan vaksin, wartawan adalah kelompok berisiko. Terutama mereka yang sering meliput kerumunan, yang sering bolak-balik lapangan di tengah keramaian,” kata Dicky.