Apalagi kasus Ade Yasin saat ini disebut-sebut akan menyeret kembali kakaknya Rachmat Yasin untuk "hatric" penjadi penghuni Sukamiskin.
Dimana, Rachmat Yasin merupakan simbol politik dari trah Yasin.
Kondisi ini sudah pasti menggerus loyalis trah Yasin dan memberikan angin segar bagi aktor politik di Kabupaten Bogor untuk berkontestasi di pilkada 2024 dalam keadaan zerro (zerro condition),
Dimana, tidak ada lagi incumbent dan memandang selesainya kekuasaan trah Yasin di Kabupaten Bogor.
Dalam kondisi seperti ini, ada 3 faksi politik yang sudah ancang-ancang memanfaatkan situasi untuk kepentingan pilkada 2024.
Pertama, faksinya partai Gerindra. Selain Gerindra memiliki suara yang sangat signifikan di Kabupaten Bogor, bahkan memiliki kursi terbesar di parlemen, Gerindra juga memiliki 2 tokoh kuat di Kabupaten Bogor. Yaitu Rudi Susmanto yang sekarang menjabat ketua DPRD Kabupaten bogor dan Iwan setiawan yang sedang menjabat Plt. Bupati Kabupaten Bogor.
2 tokoh tersebut memiliki posisi struktural tertinggi di Kabupaten Bogor saat ini.
Sehingga, saya memandang tidak ada alasan apapun Geridra untuk tidak ambil bagian penting dalam pilkada 2024. Namun karena adanya "ewuh pakewuh" antar tokoh tersebut, maka keduanya masih saling menunggu siapa yang akan ambil tiket untuk bisa berkontestasi di 2024.
Selain itu, tentu keduanya sedang menunggu restu dari founding father partai Gerindra yaitu Prabowo.