Tapi, sambung Jokowi, dibandingkan menaikan harga BBM lebih pilih menahannya dengan mengucurkan subsidi yakni untuk Pertalite.
Seperti diketahui, Pertalite dijual Rp7.650 per liter di Jawa-Bali. Sedangkan, untuk harga Pertamax menyerahkan penentuan harga kepada Pertamina sesuai dengan mekanisme pasar.
Namun, menurut Jokowi, apabila kondisi sulit terus berlanjut dan APBN tak lagi kuat menanggung maka bukan tidak mungkin terpaksa pemerintah menaikkan harga Pertalite di masa mendatang.
"Ini kita masih kuat dan berdoa APBN masih kuat memberikan subsidi. Kalau sudah tidak kuat mau bagaimana lagi, ya kan?," papar Jokowi.
Jokowi sempat bertanya kepada masyarakat Kota Medan yang hadir apakah setuju jika kemudian hari.
"Kalau BBM naik, ada yang setuju? Pasti semua tidak setuju," kata Jokowi.
"Enggak!" jawab masyarakat.
Jokowi menjelaskan, pemerintah tak bisa mengendalikan kenaikan harga minyak. Kondisi tersebut terjadi sebab Indonesia masih impor BBM dalam jumlah besar.
