Senin, 22 Desember 2025

Surat Cinta

- Rabu, 22 Juni 2022 | 08:00 WIB

Saya dulu kuliah di Fakultas Arsitektur, salah satu dosennya bernama Ir. Johan Silas (saat itu belum Profesor). Beliau mengatakan, harus ada dua saluran yaitu saluran khusus untuk air hujan dan satu lagi khusus untuk kamar mandi dan dapur. Saluran di Indonesia umumnya tidak begitu, hanya ada satu saja. Di mana-mana. Entah dulu bagaimana saat Belanda masih "eksis" di Indonesia. Secara teori mestinya Belanda membuat dua saluran. Sekarang saya banyak di Sydney, Australia. Saya perhatikan saluran (got) depan rumah (apartemen) selalu kering. Kenapa? Karena tidak sedang hujan jadi tak ada air mengalir. Beda dengan di Indonesia, saluran depan rumah kebanyakan berair biarpun tidak hujan, kenapa? Karena aliran air dari kamar mandi dan dapur tak pernah berhenti. Di Sydney saluran air kamar mandi dan dapur dibuat berbeda dengan saluran air hujan. Kenapa di Indonesia saluran air dijadikan satu? Kemungkinan pertama, salah disain. Kemungkinan kedua faktor biaya. Kita belum mampu membuat saluran khusus limbah rumah tangga. Kita masih kategori negara miskin/berkembang sehingga hal-hal sekunder apalagi tersier cenderung diabaikan. Kalau timbul masalah, baru kelabakan. Soal kerusakan lingkungan pabrik-pabrik tepi sungai itu kontribusinya jauh lebih besar, seenak udelnya mereka buang limbah ke sungai. Tapi karena aparat kita terlalu "baik hati" hal-hal seperti itu dibiarkan saja. Itu kan rejeki, kata mereka. Rejeki gundulmu.

ari widodo

dulu waktu kecil sempat bingung kenapa saluran air kotor (peceren: bahasa jawa) kok airnya bisa hitam legam, padahal air yan dibuang hanya dari sabun, shampo dan sejenisnya yang sesuai logika anak-anak seusia saya malah justru sebaliknya harus bersih, karena salurannya dilewati oleh air sabun, lha wong pakaian kotor aja bisa bersih dengan sedikit detergen , masak ini yang dilewati air yang berbusa-busa ga bisa bersih juga he... salam sehat dan bahagia selalu

No Name

Di film dokumenter tersebut ada nama-nama seperti G soros, Goldman sachs, Lehman brothers, AIG, lembaga penilaian (berdasarkan opini/analisa sampah), juga foto orang yang berada pada judul artikel "Cari Uang". Saya ingat quotnya, intinya kalau bisa membuat krisis dan memulai dari nol lagi, kenapa tidak. Di sisi lain saya mengetahui mengenai riset. Di mana orang yang bermain-main untuk mendapatkan uang, otaknya akan terstimulus seperti orang yang menggunakan kokain. Itulah kenapa Peter Lynch menyarankan agar tidak membeli kode saham seperti kupon undian. Tapi jadi bandar saja, bebas memainkan harganya sendiri. Lewat akun-akun nomine. Kalau tidak ada yang beli terbitkan obligasi, cetak saham baru lagi atau untuk akuisisi. Lalu jual semua sahamnya ke publik. Udah nggak usah bayar hutang hehe. Film lain yang bagus "the big short". Saya juga ingat quotnya money is not money. Itu uang haram (fraud).

No Name

Generasi online begitu kesusu. Dulu dia sendiri dia ngomong kita harus cepat-cepat-cepat, kerja-kerja-kerja. Lenjeh, plin-plan, implusif, tidak konsisten (wkwkwk).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X