Di desanya, Devi menyebut semua peternak kini menunggu uluran pemerintah. Khususnya soal penanganan dan obat yang harus diberikan.
”Sosialisasi di desa ini setahu saya belum ada, Pak. Mantri baru datang setelah sapi saya mati. Lainnya, sapi yang sakit baru disuntik,” katanya.
Ma’ruf, peternak lain dari Desa Gunung Tugel, juga merasakan dampak PMK yang menyerang tujuh sapi milik keluarganya. Beruntung, tidak ada yang mati meski sakit selama tiga pekan.
Tapi, bukan berarti kecemasannya telah pergi. Pengalaman sejumlah koleganya sesama peternak, ternak yang dianggap sembuh ternyata bisa drop lagi. Apalagi, seekor ternaknya juga masih sakit. ”Kakinya bengkak dan luka,” katanya. (*/c19/ttg)