“Kami berupaya memastikan perjalanan masyarakat di masa libur Idul Adha yang cukup panjang ini dapat berjalan dengan selamat, aman, lancar, tertib, dan terkendali," pungkasnya.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menuturkan, momen libur Idul Adha bisa mendorong sektor pariwisata yang kontribusinya sebesar 5 persen dari produk domestik bruto (PDB). Selain itu, juga meningkatkan pendapatan di sektor transportasi, ritel, perhotelan dan sektor penyedia makanan minuman.
“Diharapkan dengan pemulihan mobilitas masyarakat dan belanja rekreasi yang naik akan menjaga pertumbuhan kuartal kedua dikisaran 5 persen year-on-year,” ucap Bhima kepada Jawa Pos.
Alumnus University Of Bradford itu memproyeksi potensi perputaran uang selama libur Idul Adha berkisar Rp 120 persen. Jumlah tersebut separo dari perputaran uang saat Ramadan dan Idul. “Mungkin ada perbedaan karena idul fitri dibarengi dengan mudik ke kampung halaman dan THR (tunjangan hari raya),” jelasnya. (wan/mia/idr/gih/han)