RBG.id - Pemerintah akan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai Januari 2025, dengan tujuan memberikan asupan gizi bagi 15 juta penerima manfaat setiap harinya.
Salah satu komponen utama program ini adalah susu sapi segar yang akan sepenuhnya diserap dari peternak lokal.
Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menyatakan program MBG menjadi peluang besar bagi peternak sapi perah di dalam negeri.
Baca Juga: Erick Thohir Foto Bareng Ole Romeny Tanpa Salaman, OTW Gabung Timnas Indonesia?
“Peternak tidak perlu takut soal pasar, karena dengan adanya program MBG, kebutuhan susu akan meningkat pesat. Justru sekarang kita kekurangan pasokan susu,” kata Budi Arie Setiadi dikutip RBG.id dari Instagram @haluandotco pada Minggu, 17 November 2024.
Saat ini, produksi susu sapi segar dalam negeri mencapai sekitar 1,23 juta liter per hari. Namun, untuk memenuhi kebutuhan program MBG, dibutuhkan setidaknya 3 juta liter per hari.
Kesenjangan ini mendorong pemerintah untuk memotivasi peternak lokal agar meningkatkan kapasitas produksi mereka.
Baca Juga: 5 Potret Ole Romeny Selama di Indonesia, Resmi Dinaturalisasi dan Siap Bela Garuda!
“Program ini memberikan kepastian pasar bagi peternak, sekaligus menjadi tantangan untuk mendongkrak produksi susu sapi perah lokal. Kita akan fokus mengamankan produksi dalam negeri agar program ini sukses,” tambahnya.
Dengan adanya program MBG, pemerintah berharap koperasi dan peternak sapi perah dapat memaksimalkan potensi petani pemerah susu.
Selain mengurangi ketergantungan pada impor susu, program ini juga bertujuan untuk memberikan manfaat langsung kepada para peternak yang sebelumnya sempat menghadapi kerugian akibat rendahnya serapan pasar.
Baca Juga: Reza Artamevia Tersandung Kasus Penipuan Berlian Sintetik, Kerugian Capai Miliaran Rupiah
Pemerintah juga tengah mempersiapkan berbagai strategi untuk memastikan distribusi dan pengelolaan susu berjalan lancar, termasuk bekerja sama dengan koperasi susu di berbagai daerah.
Program Makan Bergizi Gratis ini diharapkan tidak hanya mendukung pemenuhan gizi masyarakat, tetapi juga menjadi tonggak baru bagi pengembangan sektor peternakan susu di Indonesia.***