Senin, 22 Desember 2025

Viral! Kesal Anaknya Tak Lulus PPBD Zonasi, Orang Tua Siswa Ukur Jarak Ke Sekolah Pakai Meteran

- Sabtu, 15 Juli 2023 | 07:52 WIB
Beredar video di Instagram seorang wali murid calon siswa di SMAN 5 Kota Tangerang mengukur jarak pemukiman warga menuju sekolah secara manual.  (Istagram @Tangsel.life)
Beredar video di Instagram seorang wali murid calon siswa di SMAN 5 Kota Tangerang mengukur jarak pemukiman warga menuju sekolah secara manual. (Istagram @Tangsel.life)

RBG.ID – Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan orang tua calon siswa di SMAN 5 Kota Tangerang mengukur jarak pemukiman warga menuju sekolah secara manual.

Dalam videonya, terlihat Ayip Samir orang tua calon siswa ini mengecek jarak sekolah dengan pemukiman terdekat memakai meteran.

Hal ini dilakukan karena anaknya tidak diterima di SMAN 5 Kota Tangerang, padahal jarak rumahnya dengan sekolah itu hanya terpaut 412 meter.

 Baca Juga: Viral Diduga Telantarkan Anak Demi Pelakor, Inilah Sosok Joko Sutiardi Kadis PUPR Pelalawan

Maka ia yakin anaknya bisa diterima di sekolah itu.

Dalam video yang beredar itu Ayip melakukan pengecekan daftar siswa yang diterima di SMA itu, namun ia mendapati bahwa siswa yang diterima jarak antara rumah dengan sekolah lebih dari 100 meter.

Ayip juga menduga banyak pendaftar yang curang dengan melakukan titip kartu keluarga (KK) supaya jarak rumah dengan sekolah lebih dekat.

 Baca Juga: Viral! Pesan Nasi Goreng dan Indomie di Kafe, Pria Ini Terkejut Total Harganya Capai Rp 400 Ribu

Oleh karena itu, dia melakukan aksi mengukur jarak rumah dengan sekolah tujuan.

Sebagaimana diketahui, banyak terjadi masalah saat pelaksanaan PPDB, mulai dari siswa yang tidak diterima disekolah negeri padahal jarak rumah dengan sekolah dekat hingga sekolahan yang tidak mendapatkan murid.

Dikutip dari JawaPos.com ada banyak persoalan terjadi pada pelaksanaan PPDB zonasi.

 Baca Juga: Viral! Demi Melihat Taeyong NCT, Seorang Penggemar Minta Pengusaha Ternama Chairul Tanjung Bergeser

Persoalan itu di antaranya migrasi domisili melalui KK ke wilayah sekolah yang dianggap favorit, jumlah kuota siswa di sekolah negeri yang lebih sedikit dari jumlah pendaftar, sekolah sepi peminat, dan adanya praktik jual beli kursi di beberapa sekolah.

Selain itu, siswa dari keluarga tidak mampu (jalur afirmasi) dan anak dalam satu zonasi tidak tertampung di sekolah negeri. Hal tersebut yang dialami oleh Ayip Samir wali murid calon siswa di SMAN 5 Kota Tangerang. (jpc)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X