Bikin Warganet Geram! Dirut Pertamina Minta Maaf, Sebut Kasus Korupsi 'Ujian Besar'

RBG.ID - Kasus korupsi Pertamina memberikan dampak yang sangat besar. Kini akhirnya Simon Aloysius Mantiri Dirut Pertamina muncul ke publik untuk minta maaf.

Kemunculan Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri dimaksudkan untuk menyampaikan permintaan maaf. Di sisi lain juga menyebut kasus korupsi tersebut sebagai ujian besar.

“Pada kesempatan ini, saya Simon Aloysius Mantiri sebagai Direktur Utama PT Pertamina Persero menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir ini,” ujarnya dikutip RBG dari kanal YouTube Resmi Pertamina pada 3 Maret 2025.

Baca Juga: Waduh! Ribuan Buruh Bakal Turun Demo Usai Terdampak PHK Massal Sritex di Istana-Kemnaker 5 Maret

Pernyataan Dirut Pertamina itu justru memicu kemarahan publik lantaran ungkapan 'ujian besar' atas kasus korupsi tidak memberikan solusi apapun.

Tidak heran, karena jumlah kerugian yang diakibatkan kasus korupsi itu mencapai 900T. Terlebih publik merasa tertipu, membeli Pertamax tapi dioplos Pertalite.

Tingkat kepercayaan publik kini sedang menurun, bahkan belakangan ini media sosial diramaikan dengan ajakan mengisi BBM di perusahaan swasta.

Baca Juga: Buya Yahya Menjawab: Hukum Mencicipi Makanan Saat Berpuasa, Apakah Membatalkan Puasa?

Walau begitu, Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengungkapkan pihaknya akan meningkatkan kinerja serta akan membantu Kejagung dalam melakukan penyelidikan lebih dalam.

Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri berjanji akan memberikan dukungan penuh kepada Kejagung agar dapat menindaktuntaskan kasus korupsi itu.

"Kami sangat mendukung upaya dari Kejagung dan tentunya akan terus membantu apabila dibutuhkan data-data atau keterangan tambahkan, agar supaya proses ini dapat diproses sesuai dengan ketentuan," ujarnya.

Baca Juga: Kejagung Pastikan Pertamax yang Beredar Sudah Aman, Tidak Diganti Pertalite, Benarkah?

Menanggapi upaya Dirut Pertamina itu, warganet berharap bukan hanya permintaan maaf semata. Publik butuh kinerja nyata.***