Awas Kena Macet! Simak Pengalihan Lalu Lintas Jelang Misa Akbar Paus Fransiskus di GBK

RBG.id - Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) dari Polda Metro Jaya bersiap terapkan rekayasa lalu lintas untuk keamanan Misa Akbar.

Rekayasa lalu lintas ini dilakukan demi menjaga keamanan kegiatan Misa Akbar bersama Pemimpin Gereja Katolik Tertinggi Sedunia Paus Fransiskus di kawasan Gelora Bung Karno (GBK).

Penertiban lalu lintas itu akan diterapkan pada Kamis, 5 September 2024. Tak hanya itu, rekayasa ini untuk mencegah kepadatan lalu lintas.

Baca Juga: Jelang Kontra dengan Arab Saudi, Belasan Pemain Timnas Indonesia Jalani Ibadah Umrah Atas Instruksi Shin Tae Yong

Persiapan itu disampaikan langsung oleh Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman. Menurutnya, rekayasa pertama nantinya akan diterapkan di sekitar GBK.

Pengalihan lalu lintas ini akan dilakukan jika terjadi kemacetan di area GBK.

"Nanti apabila memang padat di pintu 10 arah yang dari Gatot Subroto akan kita luruskan ke Slipi," kata Kombes Latif Usman di Mapolda Metri Jaya, dikutip RBG.id dari metrotvnews pada Selasa, 3 September 2024.

Baca Juga: Kalah dari Korea Selatan, Indra Sjafri Sebut Anak Asuhnya Alami Kemajuan

Pada Kamis, 5 September 2024, akan diadakan misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang dipimpin oleh Paus Fransiskus. Acara ini diperkirakan akan dihadiri oleh lebih dari 86 ribu jemaat Katolik.

Paus Fransiskus dijadwalkan tiba di GBK pada pukul 17.00 WIB, sedangkan para jemaat diharapkan sudah masuk ke stadion sejak pukul 10.00 WIB.

Latif menyebutkan, masyarakat yang tidak berkepentingan ke arah GBK dan dari Manggala Wanabakti menuju Palmerah akan diarahkan ke Tentara Pelajar.

Baca Juga: Cek Daftar Besaran Gaji Pensiunan yang Dicairkan PT Taspen dari Golongan I-IV Hari Ini

Pengaturan lalu lintas serupa juga akan diterapkan untuk kendaraan dari arah Selatan, guna memastikan kelancaran dan keamanan selama acara berlangsung.

Semua rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan selama kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta bersifat situasional, menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.