Isu Gempa Megathrust Mengkhawatirkan, Begini Cara Mitigasi Gempa Bumi Agar Mengurangi Dampak yang Terjadi

RBG.id - Belakangan, publik menaruh perhatian terhadap isu gempa bumi Megathrust, pada Senin (26/8/2024) kemarin baru saja terjadi gempa di Yogyakarta dengan kekuatan Magnitude (M) 5,5.

Gempa yang terjadi di Yogyakarta disebut terjadi di bidang antar Megathrust dengan kedalaman 30 meter.

Kepala Pusat gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyampaikan bahwa gempa di Gunung Kidul, Yogyakarta kemarin terjadi di bidang kontak antar lempeng.

Baca Juga: Tidak Tayang di TV, Ini Link Live Streaming Laga Sengit Borneo FC Samarinda vs Bali United di BRI Liga 1 2024-2025

“Pusat gempa di bidang kontak antar lempeng (Megathrust)," ujar Kepala Pusat gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dikutip RBG dari akun X pribadinya, pada Selasa, 27 Agustus 2024.

Gempa yang berada di titik Megathrust ini, diharapkan tidak mengundang gempa susulan yang lebih besar.

Meskipun gempa tektonik ini dangkal, tetapi telah dinyatakan tidak berpotensi tsunami. Getaran gempa hingga terasa di sebagian daerah, seperti Sleman, Kulon Progo, Bantul, dan Kota Jogja.

Baca Juga: Kisaran Gaji Briptu Putri Sirty Cikita Sabunge, Polwan Viral yang Ganggu Orang Makan

Bahkan, sebagian wilayah Jawa Timur, seperti Pacitan, Malang, Madiun, Cilacap, Nganjuk juga mengalami getaran.

Tentunya, gempa tersebut menambah kekhawatiran masyarakat terhadap potensi gempa Megathrust.

Dalam mempersiapkan diri, BMKG telah menghimbau untuk melakukan mitigasi bencana gempa bumi sesegera mungkin.

Baca Juga: Aqua Support Maybank Marathon 2024, Gerakan Gaya Hidup Sehat untuk Masyarakat

Mitigasi adalah langkah yang dilakukan untuk mengurangi dampak dari bencana yang terjadi.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa saat ini masyarakat sudah harus mempersiapkan diri jika terjadi gempa.