Anak-anak mengenakan pakaian tradisional berwarna-warni dan berkeliling lingkungan sambil bernyanyi untuk mendapatkan permen.
Tradisi ini juga dilakukan di Bosnia dan beberapa negara Eropa lainnya yang memiliki komunitas muslim.
Baca Juga: Suka Buah Durian? Begni Ahli Jelaskan Batasan Aman Konsumi Durian Sehari Bagi Penderita Diabetes dan Gangguan Ginjal
4. Turki
Lalu, di Turki malam Nisfu Syaban dikenal dengan istilah Berat Kandili. Masyarakat di sana memperingatinya dengan berpuasa di siang hari, kemudian menghabiskan malam dengan doa serta ibadah di masjid.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap malam yang penuh berkah ini, rumah-rumah dan tempat ibadah dihias dengan lampu-lampu yang menambah suasana religius dan semarak.
5. Irak
Di Irak, malam Nisfu Syaban menjadi perayaan yang dinantikan oleh anak-anak. Mereka mengenakan pakaian tradisional berwarna-warni dan berkeliling lingkungan sambil bernyanyi untuk mendapatkan permen yang disebut halva.
Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang kegembiraan bagi anak-anak, tetapi juga memperkuat hubungan sosial di antara warga setempat.
6. Bangladesh
Terakhir di Bangladesh, umat Islam merayakan malam Nisfu Syaban dengan menikmati berbagai makanan manis, seperti halwa dan firni.
Makanan-makanan ini kemudian dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan orang-orang yang kurang mampu sebagai bentuk kebersamaan dan berbagi berkah.
Kebiasaan ini mencerminkan nilai-nilai kepedulian dan kedermawanan dalam Islam.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Puasa Saat Ramadan? Ini Tips Pola Makan Berpuasa Saat Hamil yang Perlu Diketahui
Sebagai malam penuh berkah, tradisi malam Nisfu Syaban di berbagai negara menunjukkan bagaimana umat Islam di seluruh dunia merayakannya dengan cara yang berbeda, tetapi tetap berpegang pada nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan.
Perayaan tradisi malam Nisfu Syaban dari berbagai negara ini menjadi momen penting untuk memperbanyak ibadah, berbagi rezeki, serta mempererat hubungan sosial dalam komunitas muslim.***