RBG.id – Sobat RBG memang menjadi orangtua bagi anak berkebutuhan khusus membawa tantangan tersendiri, salah satunya risiko munculnya "glass child effect" atau efek "anak kaca".
Istilah parenting ini diperkenalkan oleh Alicia Maples, pendiri SMB, untuk menggambarkan anak-anak yang merasa diabaikan karena perhatian orangtua lebih terfokus pada saudara mereka yang membutuhkan perawatan khusus.
Efek "anak kaca" bukan menggambarkan kerapuhan, tetapi ketidaktampakan kebutuhan emosional mereka.
Anak-anak ini sering merasa tidak terlihat oleh orangtua, keluarga, atau bahkan profesional. Kondisi ini dapat memunculkan beban emosional seperti:
- Merasa diabaikan atau kurang penting dibanding saudara mereka.
- Menekan emosi agar tidak menambah beban orangtua.
- Merasa bersalah karena iri pada perhatian yang diterima saudaranya.
Dilansir dari berbagai sumber, menurut Emily Holl, direktur Sibling Support Project, tanda anak merasa diabaikan meliputi:
- Menarik diri dan sering menyendiri.
- Berusaha keras menjadi sempurna di sekolah atau aktivitas lain.
- Mengambil tanggung jawab berlebih, baik emosional maupun tugas rumah.
Cara Mengatasi Efek "Anak Kaca"
Psikolog merekomendasikan beberapa langkah untuk memastikan setiap anak merasa dihargai:
1. Luangkan Waktu Berkualitas
Momen singkat seperti ngobrol sebelum tidur atau menikmati es krim bersama dapat memberikan pesan bahwa anak diperhatikan.
2. Rayakan Pencapaian Anak
Apresiasi keberhasilan anak, sekecil apapun, dengan antusiasme yang sama seperti untuk saudaranya.