RBG.id -- Tengah viral kasus penganiayaan karyawati oleh anak bos toko roti belum lama ini.
Ya, Dwi Ayu Darmawati (19), seorang karyawati toko roti di Penggilingan, Cakung, menjadi korban penganiayaan brutal oleh anak pemilik toko, George Sugama Halim (GSH).
Tidak hanya dianiaya secara fisik, Dwi juga mengalami penghinaan verbal dengan disebut miskin. Hingga kini, rasa takut dan memori buruk terus menghantuinya, terutama setiap kali ia mengingat insiden tersebut.
Insiden yang viral di media sosial ini terjadi pada 17 Oktober 2024. Peristiwa ini berawal saat GSH meminta Dwi untuk membawa makanan ke kamarnya.
Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Dwi karena ia sedang menyelesaikan pekerjaan lain di toko. Penolakan tersebut memicu kemarahan pelaku, yang akhirnya melakukan tindakan kekerasan.
GSH kemudian melemparkan berbagai benda keras, seperti patung pajangan, mesin EDC, kursi, dan loyang kue, ke arah Dwi.
Salah satu benda bahkan menyebabkan luka sobek di kepala dan pendarahan serius. Selain itu, memar juga terlihat di bagian tubuh lainnya, seperti tangan, kaki, paha, dan pinggangnya.
Selain menjalani perawatan medis peristiwa tersebut meninggalkan trauma mendalam bagi Dwi, yang kini mengaku sering mengalami gangguan tidur.
Dikutip dari RBG.id melalui laman Alodokter, reaksi setiap orang terhadap trauma psikologis berbeda-beda. Ada yang bisa pulih dengan sendirinya, ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama dalam pemulihannya.
Baca Juga: Usai Bungkam Timnas Indonesia, Vietnam Cetak Rekor Ini di Piala AFF 2024
Jika tidak ditangani dengan tepat, trauma dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa cara untuk mengatasi trauma:
1. Fokus pada Prioritas