"Seringkali, masalah kecil dapat berkembang menjadi konflik besar ketika pasangan tidak memiliki keterampilan komunikasi yang baik," jelas Gottman .
Beberapa teknik komunikasi yang dianjurkan antara lain "I-statements" (menggunakan kalimat yang dimulai dengan "Saya" alih-alih "Kamu") untuk menyampaikan perasaan tanpa menyalahkan pasangan, serta waktu khusus setiap hari untuk saling berbicara mengenai perasaan dan harapan.
Komunikasi yang sehat tidak hanya mempererat hubungan tetapi juga membantu pasangan saling mengerti dan memahami kebutuhan emosional satu sama lain.
2. Menghargai Komitmen dan Kepercayaan
Kepercayaan dan komitmen adalah dua aspek penting dalam pernikahan yang kuat.
Psikolog Dr. Susan Krauss Whitbourne dari University of Massachusetts mengatakan bahwa kepercayaan yang kuat menciptakan rasa aman dalam hubungan dan membangun dasar bagi komunikasi terbuka.
Tanpa kepercayaan, pasangan dapat terjebak dalam kecemasan atau kecurigaan yang merusak hubungan.
Menurut Whitbourne, pasangan harus mampu memberikan dukungan dan memastikan bahwa mereka adalah satu tim yang saling mendukung dalam suka dan duka.
Salah satu cara untuk menjaga komitmen adalah dengan menjaga kebiasaan kecil yang saling menunjukkan kasih sayang, seperti memberikan pelukan atau kata-kata apresiasi setiap hari.
Hal-hal sederhana ini membantu memperkuat ikatan emosional antara pasangan dan mengingatkan mereka akan komitmen awal yang telah dibangun bersama.
3. Mengelola Konflik dengan Efektif
Konflik adalah bagian alami dari setiap hubungan, dan cara pasangan mengelolanya bisa menjadi penentu bertahannya pernikahan.
Psikolog Dr. Terri Orbuch, penulis buku 5 Simple Steps to Take Your Marriage from Good to Great, menjelaskan bahwa pasangan yang berhasil dalam hubungan adalah mereka yang mampu mengelola konflik dengan cara yang sehat.