RBG.id – Gangguan jantung kerap menjadi kekhawatiran bagi banyak orang, terutama jika berkaitan dengan gangguan irama jantung seperti Atrial Fibrilasi (AF).
AF merupakan salah satu jenis aritmia yang dapat mengganggu kemampuan jantung dalam memompa darah secara optimal, meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan darah yang berpotensi menyebabkan stroke.
Salah satu metode medis yang dapat membantu mengurangi risiko ini adalah prosedur LAA Closure.
Baca Juga: Inilah 6 Manfaat Tak Terduga Putih Telur, Mulai dari Kesehatan Jantung hingga Kecantikan Wajah
Apa Itu Atrial Fibrilasi dan LAA Closure?
Dilansir dari kanal kesehatan, Atrial Fibrilasi terjadi ketika irama jantung tidak teratur, menyebabkan darah tertahan di Left Atrial Appendage (LAA).
Sebuah ruang kecil berbentuk corong di serambi kiri jantung yang tidak memiliki fungsi signifikan. Penumpukan darah di area ini berisiko menyebabkan stroke iskemik akibat sumbatan.
Baca Juga: Hati-hati! Duduk Terlalu Lama Bisa Picu Gagal Jantung, Begini Cara Mencegahnya
Menurut dr. Agung Fabian Chandranegara, SpJP (K), FIHA, Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Aritmia dari Mayapada Hospital Tangerang, penderita AF memiliki risiko stroke 4-5 kali lebih tinggi.
Sehingga seringkali membutuhkan obat pengencer darah. Namun, risiko ini juga dapat ditekan dengan tindakan LAA Closure.
Prosedur ini umumnya dilakukan pada pasien yang memiliki risiko perdarahan tinggi atau yang tidak dapat mengkonsumsi obat pengencer darah dalam jangka panjang.\
Baca Juga: Mampu Menurunkan Risiko Penyakit Jantung, Ini Segudang Manfaat Mengonsumsi Daun Singkong bagi Tubuh
Proses dan Evaluasi Sebelum LAA Closure
Sebelum menjalani LAA Closure, pasien harus menjalani Transesophageal Echocardiography (TEE) untuk mengevaluasi keberadaan gumpalan darah, serta menentukan bentuk dan ukuran LAA guna menyesuaikan perangkat yang akan digunakan dalam prosedur.