Metode Persalinan Water Birth Apakah Aman untuk Ibu dan Bayi ? Cek Beberapa Kondisi Ini yang Harus Dipertimbangkan Lebih Dulu

RBG.id – Metode persalinan water birth semakin diminati oleh para ibu yang penasaran dengan sensasi melahirkan di dalam air.

Meski begitu, metode ini tidak dapat dilakukan sembarangan dan memerlukan sejumlah pertimbangan untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.

Dilansir dari Halodoc, Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Bambang Triono Cahyadi, Sp.OG, M.Kes, water birth hanya disarankan untuk ibu yang memiliki usia kehamilan cukup.

Baca Juga: Siapa Nama Putra Kedua Nikita Willy? Lahiran dengan Metode Water Birth Jadi Sorotan

"Usia kehamilan yang direkomendasikan untuk water birth adalah 37 hingga 40 minggu, atau sudah cukup bulan, bukan prematur," jelasnya. Dikutip RBG.id dari Kompas pada Kamis, 9 Januari 2025.

Kelahiran prematur memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan bayi. Oleh karena itu, persalinan prematur tidak disarankan menggunakan metode ini.

Berat Badan Bayi Juga Jadi Pertimbangan Penting

Selain usia kehamilan, berat badan bayi menjadi faktor krusial dalam menentukan kelayakan water birth.

Baca Juga: Fakta Baru Kasus Agus Buntung, Nangis Histeris dan Teriak Ingin Bunuh Diri Saat Dijebloskan ke Penjara: Dia Sangat Terpukul

Meski tidak ada patokan berat badan yang pasti. Bambang menyarankan agar bayi memiliki berat antara 2,5 hingga 4 kilogram.

Bayi dengan berat di bawah 2,5 kg berisiko mengalami gangguan pernapasan, seperti asfiksia neonatorum, yang disebabkan oleh kurangnya oksigen.

Sebaliknya, bayi dengan berat lebih dari 4 kg juga tidak dianjurkan untuk lahir melalui metode ini karena dapat menyebabkan hambatan dalam proses persalinan.

"Bayi yang terlalu besar akan memperpanjang durasi persalinan sehingga meningkatkan risiko komplikasi," ungkap Bambang.

Baca Juga: Arab Saudi Mekkah Dilanda Banjir Besar Usai Diguyur Hujan, Kendaraan Hanyut Terbawa Arus