RBG.ID - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, ungkap sebuah laporan baru tentang kerawana pangan global menjadi dakwaan yang menyakitkan atas gagalnya umat manusia akhiri kelaparan.
Sebanyak 58 negara menghadapi kerawanan global akit pada krisis atau tingkat yang lebih buruk pada tahun 2022, yang mengancam 258 juta orang.
Menurut laporan yang baru dirilis Rabu (3/5) oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), angka tersebut naik dari 193 juta orang di 53 negara setahun sebelumnya.
Baca Juga: Kabar Duka, Teater Guthrie Benarkan Wafatnya Aktris Asal Inggris Barbara Bryne
Kata laporan tersebut juga, jumlah orang yang alami kerawanan pangan parah meningkat selama empat tahun berturut-turut.
“Lebih dari seperempat miliar orang sekarang menghadapi tingkat kelaparan akut, dan beberapa berada di ambang kelaparan. Itu tidak masuk akal,” tulis Guterres dalam kata pengantar laporan tersebut.
"Edisi ketujuh dari Laporan Global tentang Krisis Pangan ini merupakan dakwaan yang menyakitkan atas kegagalan umat manusia untuk membuat kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk mengakhiri kelaparan dan mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi untuk semua."
Kerawanan pangan dan malnutrisi yang parah ini, akibat dari guncangan ekonomi global, termasuk kenaikan harga pangan dan gangguan pasar.
FAO mgatakan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina telah memberikan pengaruh buruk pada ketahanan pangan global, karena sebagian kontribusi yang diberikan kedua negara tersebut seperti gandum, jagung, dan minyak bunga matahari.
Tidak hanya soal konflik dua negara itu, cuaca ektrem juga turut mempengaruhi kerawanan pangan global dan menjadi penyebab utama.
Baca Juga: Pasangan Suami Istri Tewas Usai Jadi Korban Tabrak Lari di Jatimurni
Negara-negara yang paling terasa akan dampak ini terjadi di Asia Tengah, Afrika, dan Timur Tengah. Lebih dari 40 persen populasi global yang alami kerawanan pangan signifikan ada di lima negara yaitu afganistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Nigeria, dan Yaman.
Ketujuh negara yang menderita yang di debut FAO sebagai kelaparan dan kemelaratan, atau tingkat bencana kelaparan akun yang terjadu du Somalia, Afganistan, Burkina Faso, Haiti, Nigeria, Sudan Selatan, dan Yaman. Haiti muncul untuk pertamakalinya di daftar ini.
Artikel Terkait
Konflik Militer di Sudan Semakin Memanas, Korban Tewas Bertambah Jadi 528 orang
Kisah Mengerikan Katie Pladl, Kasus Inses Ayah dan Putri Kandung yang Berakhir dengan Pembunuhan
Pemerintah Sudah Evakuasi 930 WNI dari Sudan, Situasi Belum Kondusif, Petugas KBRI Khartoum Kerja di Port
Harapan Terwujud, Calon Kuat PM Thailand Paetongtarn Shinawatra Melahirkan Jelang Dua Pekan Coblosan
Melanggar Aturan Met Gala Ini, Siap – Siap Selebriti Tidak Akan Diundang