Lokasinya berdampak besar pada Gaza, karena merupakan satu-satunya jalan menuju Mesir.
Sejarah Penyeberangan Rafah diawali dengan adanya perjanjian antara Kesultanan Ottoman dan Mesir.
Hal itu dikuasai Inggris pada tanggal 1 Oktober 1906, yang menetapkan perbatasan antara Palestina dari Taba hingga Rafah.
Sejak keputusan tersebut hingga saat ini, Gerbang Rafah telah mengalami beberapa kali “transisi buka dan tutup” akibat beberapa peristiwa konflik terkait.
Sejauh ini, pihak berwenang Palestina dan Mesir telah memperketat keamanan perbatasan di Rafah setelah Hamas merebut kekuasaan pada tahun 2007. Pergerakan orang dan barang sangat dibatasi.
Menyusul pecahnya pertempuran baru-baru ini antara Israel dan Hamas, perbatasan Rafah ditutup secara permanen.
Saat ini, tidak mudah bagi warga Palestina yang ingin meninggalkan Jalur Gaza untuk melintasi perbatasan Rafah.
Warga Palestina harus mendaftar ke Otoritas Palestina setempat dua hingga empat minggu sebelumnya sebelum melintasi perbatasan.
Namun, tidak ada jaminan bahwa hal ini akan berhasil, karena pihak berwenang Palestina atau Mesir mempunyai hak untuk menolak tanpa peringatan atau alasan yang dapat dibenarkan.
Artikel Terkait
Dua Suporter Asal Swedia Tewas Ditembak, Pelaku Diduga Simpatisan ISIS
Saling Tuduh, Rumah Sakit Baptis Arab al-Ahli Luluh Lantak Sebabkan 500 Nyawa Melayang di Palestina
Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel Terhadap Rumah Sakit di Gaza yang Menewaskan 500 Warga Sipil
Perang Israel-Hamas, Berikut Ini 5 Negara yang Membantu dan Mendukung Palestina
Akibat Serangan Dahsyat Israel ke Gaza, Presiden Kolombia Usir Dubes Israel Demi Membela Palestina