“Kami belum tahu persis kapan perbatasan akan dibuka kembali. Bantuan menumpuk di perbatasan sementara orang-orang yang berada beberapa kilometer jauhnya putus asa dan kelaparan,” kata juru bicara WFP Abeer Etefa kepada Al Jazeera.
"Persediaan di Gaza semakin menipis, jadi penting untuk memfasilitasi pengiriman bantuan dan mencegah situasi yang sudah buruk menjadi lebih buruk," imbuhnya.
Israel telah memberlakukan pengepungan total di Gaza. Mereka menyatakan tidak ada pasokan listrik, air atau bahan bakar yang diizinkan masuk ke wilayah Gaza.
Hal itu terjadi setelah militan Hamas melancarkan serangan brutal terhadap warga Israel Selatan.
Serangan itu dilakukan pada 7 Oktober 2023 yang berhasil menewaskan 1.400 orang sebagian besar warga sipil dalam serangan Hamas.
Sejak itu, Israel telah mengebom daerah Gaza dari udara dan menewaskan sedikitnya 2.808 orang dan melukai 10.859 orang lainnya, menurut pihak berwenang Palestina.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan, pihaknya kehilangan kemampuan untuk mendistribusikan bantuan ke Israel.
"UNRWA biasanya terbang ke Israel dan kami tidak berwenang melakukan itu," kata juru bicara UNRWA.
Lynn Hastings, selaku Koordinator Residen PBB dan Koordinator Kemanusiaan untuk wilayah Palestina yang diduduki, mengatakan pada hari Minggu, pihak Israel menghubungkan bantuan kemanusiaan dengan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.
"Mereka (Israel) mengatakan ingin menghancurkan Hamas, tapi tujuan mereka sekarang adalah menghancurkan Gaza," kata Hastings kepada UN News.
Artikel Terkait
Mantan Menteri Israel Ingatkan Warga Palestina Harus Mengungsi ke Tempat ini
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr Disebut Tutupi Jejak Kelam sang Ayah, Begini Cara yang Dilakukannya
Warga Palestina Rebutan Makanan, Keamanan, dan Air Mineral Saat Invasi Darat Israel Semakin Dekat
Lakukan Kejahatan Perang, Spanyol Minta Israel Diseret ke Mahkamah Pidana Intenasional
Mengenal Bom Fosfor Putih yang Digunakan Israel untuk Menghabisi Warga Palestina