”Ada beberapa manfaat dengan mempercepat penggunaan mobil atau motor listrik,” beber Agus.
Pertama, Indonesia memiliki nikel dengan jumlah cadangan terbesar di dunia.
Sehingga, Indonesia dapat mengembangkan baterai kendaraan listrik dengan nikel sebagai bahan bakunya.
Berikutnya, peningkatan kendaraan listrik dapat membantu negara secara fiskal karena akan mengurangi subsidi bahan bakar fosil. Ketiga, insentif akan ”memaksa” produsen mobil dan motor listrik untuk mempercepat realisasi investasi di Indonesia.
”Keempat, sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia dapat membuktikan komitmen kita dalam mengurangi emisi karbon,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan, sampai saat ini anggaran untuk subsidi kendaraan listrik masih belum ada. Pemerintah harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan DPR untuk menentukan sumber anggarannya.
Terpisah, kalangan industri otomotif menanggapi positif rencana tersebut.