Menteri ESDM, Arifin Tasrif memintakepada masyarakat yang mampu untuk tidak lagi membeli BBM Bersubsidi yang memang bukan peruntukannya.
‘’Pemerintah terus berupaya agar masyarakat tidak kekurangan bahan bakar. BBM bersubsidi seperti pertalite itu hakikatnya untuk membantu masyarakat yang daya belinya itu belum cukup, nah jangan sampai yang sudah cukup tetapi membeli pertalite,’’ jelas Arifin.
Hal itu bertujuan agar subsidi BBM bisa tepat sasaran dan berkeadilan. Untuk itu, masyarakat juga harus disiplin menggunakan BBM sesuai dengan hak dan peruntukkannya.
Dia menyebut, di tengah tingginya harga minyak, pemerintah berkomitmen untuk tetap mengupayakan ketersediaan BBM bagi masyarakat.
Namun, Arifin menyebut, saat ini sedang disiapkan beberapa opsi agar BBM bersubsidi yang memang peruntukkan untuk masyarakat berdaya beli menengah ke bawah dapat tepat sasaran.
‘’Saat ini sedang dikaji banyak opsi secara keseluruhan, nanti kita akan pilih mana yang terbaik. Karena subsidi ini kompensasinya sudah berat sekali, sementara harga minyak masih cukup tinggi,’’ kata mantan dubes RI untuk Jepang itu.
Seperti diketahui, BBM bersubsidi merupakan BBM yang diberikan subsidi oleh pemerintah menggunakan dana APBN, memiliki jumlah yang terbatas sesuai dengan kuota, harganya ditetapkan pemerintah, dan diperuntukan untuk konsumen pengguna tertentu. Jenis BBM yang termasuk BBM bersubsidi adalah Biosolar dan Pertalite.
Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Jawa Timur Bali Nusa Tenggara (Jatimbalinus) Deny Djukardi menegaskan, pihaknya berupaya memastikan keandalan pasokan di tengah momen kritis seperti ini. Pihaknya menyebut bahwa pasokan BBM wilayah Jatimbalinus mencapai 42,7 ribu kilo liter (KL). ’’Dengan stok seperti ini, ketahanan kami mencapai rata-rata 10 - 15 hari,’’ ungkapnya.