Senin, 22 Desember 2025

Bank Sentral G20 Atur Mata Uang Digital

- Rabu, 13 Juli 2022 | 09:52 WIB
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Doni Primanto Joewono
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Doni Primanto Joewono

Guna mengatasi risiko terhadap stabilitas dari aset kripto, dibutuhkan kerangka regulasi untuk mengatasinya.

Selain itu, keberadaannya juga melatarbelakangi bank sentral dalam menjajaki desain dan penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau mata uang digital yang diterbitkan oleh bank sentral.

Termasuk, BI yang membawa topik mata uang digital sebagai salah satu prioritas dalam pertemuan G20 Finance Track pekan ini.

Berbagai bank sentral di dunia juga berhati-hati dan terus mempelajari kemungkinan dampak dari CBDC tersebut, termasuk Indonesia.

“Bank Indonesia terus mendalami CBDC dan akhir tahun ini berada pada tahap untuk mengeluarkan white paper pengembangan digital rupiah,” ungkap Doni.

Sementara itu, Division Chief in the Monetary and Capital Markets Department IMF Tommaso Mancini Griffoli menyebutkan, konsep mata uang digital bank sentral tidak menguntungkan bagi masyarakat maupun dunia perbankan.

Tidak berbeda dengan dompet digital bank komersial. Konsep CDBC yang diusung tidak menawarkan suku bunga kepada perbankan maupun masyarakat yang akan menyimpan dananya.

“Jika CBDC tidak menawarkan suku bunga dan bank komersial memiliki jaminan simpanan yang lebih baik, maka deposito mungkin sama amannya. Tetapi, mampu menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi,” bebernya. (han/dio)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X