RBG.ID – Pasokan pangan impor seperti beras dan jagung akan masuk Indonesia pada November 2023 sampai Januari 2024 untuk mencegah kenaikan harga jelang akhir tahun.
Pada awal tahun jumlah pasokan beras impor di gudang Bulog (Badan Urusan Logistik) sebanyak 2 juta ton.
Menjelang akhir tahun 2023, Presiden Joko Widodo juga menargetkan 2 juta ton beras impor akan masuk Indonesia untuk memenuhi Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Baca Juga: Setelah 11 Tahun, Indonesia Terima 3500 Ton Beras Impor Kamboja untuk Penguatan CPP
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan pada Desember 2023, 600 ribu ton beras akan masuk Indonesia kemudian 900 ribu ton beras impor sisanya akan masuk pada pertengahan Januari 2024.
Sebelumnya, 3.500 ton beras impor dari Kamboja telah masuk ke Indonesia pada awal November lalu dan Badan Karantina Indonesia telah mengambil sampel beras impor Kamboja tersebut untuk dicek kualitasnya.
Baca Juga: Harga Beras Biang Keladi Inflasi, Komoditas dengan Andil Terbesar Tiga Bulan Terakhir
Sementara untuk saat ini stok beras di gudang Bulog masih 1,4 juta ton yang merupakan stok sampai akhir tahun. Presiden Joko Widodo meminta Bulog untuk selalu memperhatikan jumlah stok beras impor di atas 1 juta ton.
Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk beras impor yang ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo adalah sebanyak 2 juta ton.
Selain beras impor, Arief Prasetyo Adi tengah mempersiapkan pasokan untuk jagung dan gula yang diprediksi akan mengalami kenaikan harga.
Baca Juga: Dijamin Nagih, Resep Jagung Goreng Pedas Manis Cukup 2 Bahan Saja
Jagung sendiri menjadi kunci untuk menjaga kestabilan harga daging dan telur ayam karena jagung adalah pangan utama ayam. Apabila harga pangan mahal, maka daging dan telur ayam akan naik juga dipasaran.
Arief Prasetyo Adi mengatakan mereka tengah menanti kedatangan 250.000 ton jagung impor masuk ke Indonesia pada pertengahan November ini.
Baca Juga: Khawatir Stok Beras Tak Cukup, Bulog Kembali Impor Beras 6.000 Ton dari Thailand