Selain itu, masalah imigran gelap juga menjadi fokusnya. Dia selalu menyatakan akan memulangkan para imigran gelap.
Langkah Trump akan meningkatkan ketegangan. Tiga negara tersebut merupakan mitra dagang terbesar bagi Amerika.
Tahun lalu lebih dari 80 persen ekspor Meksiko ditujukan ke AS.
Lalu, 75 persen ekspor Kanada ditujukan ke Negara Paman Sam. Sementara itu, 15 persen impor Tiongkok mengalir ke Amerika.
Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di Washington, membantah negaranya membiarkan fentanil mengalir ke AS.
Terkait bea tarif, Pengyu mengingatkan dampak negatif atas relasi kedua negara.
’’Pemerintah yakin bahwa kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS pada dasarnya saling menguntungkan. Tidak ada yang akan menang dalam perang dagang atau perang tarif,’’ ujarnya.
Duta Besar Uni Eropa untuk Amerika Serikat Claudia Sheinbaum mengatakan bahwa Eropa akan siap menghadapi manuver Trump.
Terutama terjadi ketegangan baru dengan AS.
’’Kembalinya Trump tidak perlu dikhawatirkan meskipun ada ancaman perdagangan,’’ katanya.
Pakar ekonomi menilai langkah awal Trump jelas konsisten dengan janji yang dibuatnya selama kampanye.
’’Memanfaatkan tarif sebagai senjata guna mencapai banyak inisiatif kebijakannya,’’ kata Stephen Roach, peneliti senior di Paul Tsai China Center.
Misalnya, target pertumbuhan ekonomi, melindungi lapangan kerja, dan meningkatkan pajak. (*)
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Beri Ucapan Selamat untuk Donald Trump Usai Menang dari Kamala Harris di Pilpres AS 2024
Sri Mulyani Paparkan Pengaruh Kemenangan Donald Trump Bagi Ekonomi Indonesia
Nah Lho, Menkes Pilihan Donald Trump Tuai Kontroversi, Ternyata Robert F. Kennedy Jr Dikenal Antivaksin
Marco Rubio Jadi Tangan Kanan Donald Trump, Inilah Sosoknya
Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald Trump Minta Presiden Rusia Vladimir Putin Akhiri Perang di Ukraina
Catatkan Sejarah, Elon Musk Ajak Donald Trump di Peluncuran Starship
Nah Lho, Gara-gara Ragu Kebijakan Donald Trump, Bitcoin Melorot