Tercatat bahwa kawasan Asia Pasifik menyumbang lebih dari 18% dari total pendapatan Apple yang tercatat mencapai US$ 394 juta atau sekitar Rp 6,042 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.335.)
Baca Juga: Tak Mampu Sekolahkan Anaknya, Pria Paruh Baya di Depok Ini Nekat Gantung Diri Hingga Tewas
Analis Toni Sacconaghi memperkirakan bahwa pelarangan penggunaan iPhone dapat mengurangi jumlah penjualan unit gawai milik Apple sebanyak 5%.
Sacconaghi juga memandang Apple akan terancam atas kebijakan pemerintah China itu, ditangkap oleh warga sebagai sinyal guna berpindah ke berbagai produk elektronik milik pemerintah RRC.
"Pelarangan penggunaan iPhone bagi pegawai pemerintah tidak hanya dapat menimbulkan dampak penjualan negatif. Namun menjadi langkah lebih besar pemerintah China untuk mendorong pemakaian teknologi domestik," tulis Sacconaghi.
Baca Juga: Kualifikasi Euro 2024 : Kalahkan Irlandia 2-0, Prancis Makin Perkasa di Puncak Klasemen Grup B
Apalagi, kawasan China juga merupakan tempat perakitan mayoritas produk-produk Apple.
Sementara itu, Siles selaku Manajer Portofolio Satori Fund pada Kamis (7/9/2023), bahkan mengaku telah menjual sahamnya di Apple.
Siles menjual sahamnya di Apple karena menilai munculnya kebijakan itu semakin memperkuat pelarang iPhone di negeri China dan meningkatnya produk-produk Huawei, yang merupakan milik perusahaan negeri tirai bambu itu.
Ikuti berita menarik lainnya di Google News.
Artikel Terkait
Apple Naikkan Harga iCloud+
NewJeans Berhasil Puncaki Tangga Lagu iTunes dan Apple Music di Berbagai Negara dengan Album Get Up
Lionel Messi Bintangi Serial Dokumenter Apple TV+
Selain iPhone 15, Berikut Ini yang Diduga akan Diumumkan Apple pada 12 September 2023
Jadwal Acara Apple iPhone 15, Diperkirakan Sama Seperti Tahun Sebelumnya