Dia juga meyakini, akan ada biaya yang cukup besar untuk merubah plat dari hitam ke putih. Karena ada pengeluaran untuk plat, warna, dan angka yang timbul.
“Jadi buat saya tidak mungkin gratis. Meski dibilangnya gratis dari informasi yang masyarakat dapat,” ungkapnya.
Menurutnya, untuk menegakan pengendara agar tertib berlalu lintas kembali pada individu, baik pengendara maupun petugas kepolisian. Harus bisa membangun kesadaran dan keselamatan.
“Masyarakat mah kan kalau di buat aturan yang ketat malah justru makin ngelawan. Asal dari penegak hukumnya mengayomi secara harmonis, bukan tidak mungkin masyarakat akan tertib dengan sendirinya,” tegas Samsul.
Sementara, Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno menjelasan, peraturan ini sudah tepat karena plat putih untuk memudahkan kamera membaca pelanggar lalu lintas. Putih lebih terlihat jelas dari plat hitam.
“Jadi nanti yang terbaca platnya bukan wajahnya. Itu akan mengefektifkan dalam tertib berlalu lintas,” terangnya kepada Radar Depok (grup RBG.id), Senin (23/5).
Sudah cocok dilakukan di Indonesia, karena bila ada pengendara yang melanggar akan lebih mudah diketahui dan ditindak. Jadi tidak perlu prosedur yang berbelit sampai persidangan.
Tak hanya itu, meski denda yang dikenakan sesuai pelanggarannya mungkin tidak begitu besar, pastinya dapat membuat efek jera pada pengendara.