RBG.ID, TANJUNGSARI - Sejumlah pedagang Ciki Ngebul (Cikbul) di Tanjungsari Sumedang mengaku pasrah dengan adanya peringatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat yang menetapkan status darurat keracunan makanan diduga dari jajanan Cikbul.
"Sebetulnya sudah mengetahui kejadian keracunan waktu Tasikmalaya, dari sana, perlahan mulai beralih, berjualan cikbul hanya hari libur saja, tetapi karena sudah ada status darurat total berhenti," ucap pedagang Cikbul, Iyo, Jumat (13/01).
Iyo mengaku sudah menjajakan cikbul sejak dua tahun lalu, peminat jajanan cikbul sendiri cukup antusias terutama anak-anak.
Fenomena tersebut membuat pedagang banyak yang beralih menjadi berjualan cikbul karena omset yang menggiurkan.
"Saya biasanya berjulan ketiap sekolah, dan acara-acara, setiap jualan selalu habis mungkin karena warna warni ciki dan kepulan asap dingin dari gas nitrogen membuat anak-anak tertarik, dan biasa menjual perwadah Rp5 sampai Rp10 ribu," tambahnya.
Iyo mengaku, dengan adanya status darurat dari Dinkes Jabar, karena khawatir terjadi apa-apa kepada para pelanggan, membuat dirinya beralih berjulan menjadi berjulan Es Melon Serut.
"Sudah dua bulan lalu saya berjualan es melon ketiap sekolah, waktu aya kajadian di Tasik, alhamdulillah sampai sekarang bisa terus berjalan," katanya.
Iyo menilai, kebijakan tersebut tidak serta merta dikeluarkan Pemerintah tanpa ada alasan dan tujuan, tentunya demi kebaikan semuanya.
"Saya mendukung kalau demi kebaikan semua, mudah-mudahan kita semua dijauhkan dari marabahaya dan musibah," tandasnya. (tha).