RBG.ID - Pemprov DKI Jakarta diharapkan fokus membangun park and ride di perbatasan Ibu Kota oleh DPRD DKI Jakarta. Hal itu untuk mengantisipasi kemacetan yang semakin parah di Jakarta, dikutip dari ANTARA.
“Saya melihat itu justru lebih urgen park and ride itu. Karena kalau kita ingat penjelasan dari Dirlantas, per hari itu 4 juta orang lho masuk dari luar DKI,” ujar Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail kepada wartawan, Rabu (15/2).
Dengan adanya park and ride di perbatasan Jakarta, Ismail meyakini bahwa orang-orang dari luar Jakarta yang biasa menggunakan transportasi pribadi ke dalam Jakarta dapat dengan mudah beralih ke moda transportasi umum.
Baca juga: Jelang World Water Forum 2024, Jokowi Tekankan Topik Kebutuhan Air
“Sehingga saya lihat pasti akan signifikan itu berkurang kendaraan pribadi yang masuk,” tegasnya.
Pembuatan park and ride juga menurutnya tak akan membutuhkan waktu lama. Pasalnya, park and ride bersifat statis di satu tempa tak seperti membuka trase.
“Di perbatasan masuk DKI idealnya (park and ride). Prioritas yang memang sudah ada titik singgungan transportasi publik, termasuk DKI,” tandas Ismail.
Baca juga: IPW Dorong Polri Terima Eliezer Jadi Polisi Lagi
Sebelumnya, Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya memperkirakan bahwa indeks kemacetan di Jakarta pada akhir 2022 dan awal 2023 sudah mencapai di atas 50 persen. Angka itu meningkat pasca dicabutnya PPKM.
“Kalau saya boleh melihat situasi, sudah di atas 50 persen kembali. Sehingga pada tahun 2017 kita pernah menempati peringkat kemacetan rangking 4 di dunia. Kemarin 2021 kita di rangking 46 karena pandemi,” ujar Ditlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman, Selasa (24/1) lalu.
Ia mengatakan bahwa angka itu disebut memburuk dibandingkan dengan awal kuartal tahun 2022 yang indeks kemacetannya ada di angka 48 persen.
Baca juga: Richard Eliezer Divonis Ringan, Pengacara Yosua: Hakim Adil dan Tepat
“Tentunya kalau udah di angka 50 persen sudah sangat mengkhawatirkan. Apalagi di angka 50 persen, di angka 40 persen Jakarta itu sudah tidak aman,” jelas Latif. (JPC)