Melintasi daerah perbukitan Gunung Hejo, jalan Tol Cipularang memiliki kontur yang bergelombang dan tikungan yang tajam, terutama di antara kilometer 90 hingga 100.
Kondisi ini membuat pengemudi harus ekstra waspada, karena permukaan jalan yang naik turun dapat menambah risiko kecelakaan, terlebih bagi mereka yang cenderung mengemudi dalam kecepatan tinggi.
Pergerakan Tanah
Berdasarkan data dari PVMBG Badan Geologi, pergerakan tanah di bahu jalan Tol Cipularang cukup sering terjadi.
Pergerakan ini berpotensi menyebabkan retakan pada jalan, ambles, atau bahkan longsor, yang dapat membahayakan pengendara.
Keterbatasan Fasilitas
Fasilitas yang minim, seperti kurangnya pencahayaan di malam hari, turut memperparah risiko kecelakaan.
Baca Juga: Statistik Mentereng Arif Aiman yang Bikin Klub Raksasa Skotlandia Rangers FC Kepincut
Lokasi yang sering tertutup kabut, terutama di kawasan KM 90-100, membuat visibilitas pengendara berkurang, meningkatkan risiko kecelakaan.
Human Error dan Faktor Cuaca
Faktor manusia juga berperan dalam insiden kecelakaan. Pengemudi yang kurang hati-hati atau kehilangan konsentrasi di jalur menurun berisiko kehilangan kendali, terlebih saat hujan yang tiba-tiba membuat jalan licin.
Cuaca buruk ini mempercepat laju kendaraan di jalan menurun, yang sering kali sulit dikendalikan oleh pengemudi.
Kombinasi antara kondisi jalan yang menantang, minimnya fasilitas pendukung, serta kesalahan manusia dan cuaca ekstrem menjadi faktor utama yang menyebabkan seringnya kecelakaan di tol Cipularang.***