RBG.ID-CIANJUR, "Astagfirullah Ya Allah hampura, teu bisa nulungan, hampura," lirih Ahmad Kikin Bulkini pengurus Pondok Pesantren dan Majelis Talim Ibnu Izzudin Al Yasin saat menengok kembali bangunan majelisnya yang luluh lantak usai diguncang gempa bumi.
Ikin- sapaan akrabnya hanya bisa menangis dan menyesal kepada dirinya sendiri karena tidak bisa menolong santri-santrinya yang menjadi korban reruntuhan bangunan akibat gempa berkekuatan 5,6 SR pada Senin (21/11/2022) lalu.
Empat santri meninggal dunia tertimpa bangunan majelis saat mengaji. Mereka adalah Kiandra Alfatih (6), Muhammad Surya (9), Hafizah Naura Adinda (8), Zakiyah Talita Rahma (8). Peristiwa nahas itu terjadi di Desa Cikancana, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022) pukul 13.30 WIB.
Baca Juga: BMKG Pasang Alat Seismograf di Titik Gempa Cianjur
Ikin menuturkan, siang itu ada sekira 40 anak tengah belajar di dalam majelis. Terdiri dari kelas TPQ, kelas 1, 2, dan 6. Sebanyak 12 santri di ruangan bagian dalam, sedangkan 28 lainnya belajar di ruangan bagian luar.
"Waktu itu lagi mau baca Asmaul Husna untuk memulai proses belajar mengajar. Tiba-tiba guncangan begitu dahsyat. Sontak saya teriak menyuruh anak-anak untuk keluar ruangan," tutur Ikin.
Kepanikan pun terjadi. Belum sempat menyelamatkan semua santri, Ikin terpental 1 meter dan terjatuh di depan majelis. Selang beberapa detik bangunan majelis itu runtuh menimpa puluhan anak di bawahnya. Ikin tak sadarkan diri dan hanya bisa pasrah menyaksikan kondisi tersebut.