Meski demikian, kata dia, para pedagang tetap membayar iuran sampah untuk kebersihan. Dan sekarang, jika ada sampah yang berceceran, para pedagang yang ngerapihin sendiri, agar tetap bisa berjualan.
Sementara itu, Ketua Persatuan Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kabupaten Bekasi (P3KLKB), Abun Nurhasan menjelaskan, memang hampir satu minggu belakangan ini para pedagang banyak yang mengeluh soal sampah.
Sehingga dirinya mencoba menyikapi dengan mencari tahu persoalan tersebut. Dari informasi yang didapatkan, ada permasalahan di TPA Burangkeng, Setu. Dimana, terjadi longsor, dan akhirnya sampah yang ada di Pasar Cikarang tidak bisa diangkut ke TPA Burangkeng.
"Kalau berbicara mengganggu sudah pasti, karena ada beberapa pedagang yang tidak bisa berjualan, karena ada tumpukan sampah. Tapi informasinya, ada permasalahan di TPA Burangkeng," ucap Abun.
Sejauh ini, kata Abun, paguyuban hanya sebatas menjadi fasilitator dari para pedagang, untuk menyampaikan keluhan dan harapan. Berbicara pengelolaan sampah, itu sudah ada pengurusnya sendiri.
"Pedagang di bawah naungan paguyuban ada sekitar 600. Kalau keseluruhan lebih dari 1.500 pedagang," terangnya.
Abun berharap, sampah di Pasar Cikarang bisa segera diangkut. "Mudah-mudahan masalah sampah itu bisa cepat selesai, karena pasar sangat dibutuhkan masyarakat, dan menghasilkan retribusi untuk daerah," beber Abun.
Sementara Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, Rahmat Atong, memastikan TPA Burangkeng sudah mulai dapat beroperasi kembali secara normal, walaupun sebelumnya sempat terjadi longsor.