"Untuk (nilai) dari Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi itu saya dapat nilai 440, dari Kementerian Pertanian itu jumlah nilainya 450. Peserta lainnya di bawah nilainya dari Durian Sibanalung kenapa?, nomor tiga pun tidak dapat, makanya sampai dimanapun minta keadilan," tegasnya.
Ia menegaskan kembali, panitia kontes durian dalam kontes durian saat ini seperti di bawah kelas tingkat RT.
"Maaf-maaf panitia saat ini seperti di bawah kelas tingkat RT, tingkat RT saja tidak seperti itu, urakan penilaiannya jadi pokokna semrawut saja tahun ini. Jadi tidak sesuai kelasnya, masa tingkat kabupaten seperti itu, tingkat RT saja tidak seperti itu," ketusnya.
Jaenal mengaku baru kali ini mengikuti kontes durian, karena harus yakinkan terlebih dahulu bahwa duriannya itu memang layak kontes.
"Iya, saya harus yakin dulu durian saya berkualitas baru saya ikut, kalau tidak berkualitas buat apa saya ikut kontes. Saya berani maju karena saya tau durian saya berkualitas," ungkapnya.
Lanjut Jaenal, untuk itu dirinya ingin bertemu dengan Bupati Sukabumi Marwan Hamami. Setelah itu baru berencana akan melaporkan ke polisi.
"Saya ingin menemui pak bupati, karena sebagai kepala pemerintahan di kabupaten ini dan mungkin berkaitannya acara ini dengan beliau. Dimanapun kita berada pasti kepala yang memutuskan. Nah setelah itu, saya berencana akan ke polisi, bahwasanya namanya diduga ada kecurangan dalam penilaian, memutuskan sang juara," tandasnya. (ris).