RBG.ID,SUKABUMI - Puluhan tahun warga Kedusunan Cilele, Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi, harus bertaruh nyawa melintasi Sungai Cikaso menggunakan perahu rakit demi menjalani aktivitas sehari-hari.
Sungai Cikaso sepanjang 100 meter tersebut, bukan hanya menjadi perlintasan warga untuk memenuhi perekonomian saja. Para siswa Sekolah Dasar (SD) juga terpaksa harus bertaruh nyawa untuk dapat belajar ke sekolahnya.
Baca Juga: Dua Sekolah di Palabuhanratu Dibobol Maling, Aksinya Terekam CCTV
Kepala Desa Sirnasari, Bangbang Gunawan mengatakan, pembangunan jembatan untuk melintasi Sungai Cikaso tersebut sangat dibutuhkan oleh ratusan warga. Sebab, akses tersebut merupakan jalan terdekat menuju tempat publik. Seperti, sekolah, pasar, puskesmas, dan area publik lainnya.
"Tidak ada jembatan di Sungai Cikaso itu, sejak zaman dahulu, karena belum pernah dibangun oleh pemerintah. Iya, kalau pemerintah desa membangun jembatan dari bambu itu, tidak memungkinkan karena panjang jembatannya hampir 100 meter," kata Bangbang dilansir dari Radar Sukabumi.
Ia mengaku prihatin melihat kondisi warganya, karena hampir setiap hari warga dan belasan siswa SD harus melintasi sungai tersebut dengan mempertaruhkan nyawanya. Meskipun mereka sudah membuka sepatu, tetapi rok atau celana panjang para siswa tetap basah.
"Kalau untuk siswa di usia yang 8 tahun ke bawah, mereka selalu digendong oleh orang tuanya untuk bisa menyeberang sungai menggunakan rakit," jelasnya.
