IM juga mengkitisi aksi polisi yang telah menembakan gas air mata kepada tribun penonton, sehingga menjadi salah satu faktor banyaknya korban dari suporter yang berada di sana. Padahal menutunya itu dilarang oleh FIFA.
"Sebetulnya itu yang kita kritisi ya, karena memang jika menuntut standar FIFA penggunaan gas air mata tidak diperbolehkan dalam stadion, tapi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang hampir 18 kali tembakan gas air mata ditembakan ke tribun penonton," tegasnya.
Adapun dihentikannya Liga 1 BRI 2022-2023, akibat insiden tersebut, dirinya sangat menyetujuinya dan memberikan waktu pihak terkait untuk mengkaji ulang serta evaluasi.
Baca Juga: Wali Kota Sukabumi dan PMI Doa Bersama untuk Korban Kanjuruhan Malang
"Sebetulnya saya setuju saja Liga 1 sementara dihentikan dulu dan memberikan waktu untuk mengkaji ulang serta mengevaluasi apa yang mereka lakukan ini, karena menurut saya apa yang mereka lakukan ini satu kelalaian yang akhirnya menyebabkan meninggal korban jiwa," ungkapnya.
IM memastikan akan terus mengawal kasus ini hingga nantinya menemukan titik terang.
"Yang hadir dan aksi ini lebih ke inklusif, tidak memandang bendera mana atau dari komunitas mana. Tapi yang memiliki kepedulian yang sama silahkan bergabung. Bahkan ada yang dari Kabupaten Sukabumi dan Cianjur," tandasnya. (ris).
