Oki menjelaskan, jika yang bersangkutan melakukan klaim melalui jasa, pastinya akan dirugikan haknya, seperti haknya akan berkurang dan juga pihak BPJS tidak bisa melayani klaim melalui jasa.
"Seandainya gitu, walaupun tidak langsung jasanya juga, tetap dia mengurusi sendiri, orang itu tetap meminta ganti, namanya jasa kan," jelasnya.
Yang menjadi kekhawatiran, kata Oki layanan jasa bisa saja melakukan penipuan dengan menyalahgunakan data. Dengan data sudah dipegang oleh orang yang bisa melakukan klaim tersebut disalahgunakan.
"Masyarakat kita kan banyak yang masih lugu, apabila buku tabungan diberikan kadang-kadang ATM nya juga diberikan, nomor PIN juga diberikan, sehingga diambil lah saldonya itu sesuai dengan kebutuhannya mereka (calo). Belum lagi kerugian lain dan harus diwaspadai, data itu kan bisa digunakan bukan hanya untuk BPJS saja," ungkapnya.
Oki menegaskan, sejauh ini pihak BPJS hanya membuka tiga pola layanan pembayaran, yakni melalui Lapak Asik yang resmi, juga melalui aplikasi JMO (Jamsostek Mobile).
"Lapak Asik itu ada kontak fisik, ada kontak melalui handphone dengan petugas kami, kami mengimbau kepada peserta untuk download aplikasi JMO (Jamsostek Mobile). Linknya untuk mempermudah segalanya, mengetahui saldo, informasi-informasi Jamsostek, termasuk pengajuan klaim dibawah 10 juta," tandasnya. (Cr2).
