RBG.ID,SUKABUMI - Harga telur yang kini tembus di angka Rp35 ribu per kilogram, dikeluhkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pasalnya, mereka harus memutar otak dan memiliki strategi agar usahanya tetap berjalan, meskipun berdampak terhadap omsetnya.
Seperti yang dirasakan oleh Sumanto (51), pengrajin kue basah dan kering yang berbahan baku telur ini mengaku kebingungan dengan harga bahan baku yang terus naik. Sehingga dengan berat hati dirinya menaikan harga di tengah surutnya harga penjualannya.
Baca Juga: Harga Telur Ayam di Pasar Palabuhanratu Tembus Rp32 Ribu
"Sudah sepekan ini penjualan menurun, karena harga kue juga terpaksa saya naikan mengikuti bahan baku yang juga terus naik," kata Sumanto dilansir dari Radar Sukabumi (grup rbg.id).
Ia terpaksa menaikan harga produknya meski hanya beberapa persen, dengan alasan jika harga tidak dinaikan maka tidak ada keuntungan yang akan ia terima. "Dilematis, kalau saya tidak naikan dari mana saya bayar kebutuhan lain. Tetapi di sisi lain ya saya kehilangan pelanggan," keluhnya.
Senada Dengan Sumanto, Denis (32) pedagang Cilor atau Aci Telor yang biasa berjualan di SD CBM baros Kota Sukabumi. Menurut pengakuannya dalam sehari ia dapat menghabiskan lima sampai enam kilogram telur. Harga telur saat ini cukup membuat resah perekonomiannya.
"Kalau harga cilor saat ini belum saya naikan, karena konsumen saya ini anak sekolah. Hanya penghasilan bersih saya berkurang. Biasanya dapet 100 sampai 150 ribu, saat ini mah jadi 50 sampai 80 ribuan per hari," ungkap Denis.