RBG.ID-SUKABUMI, Pasca pandemi Covid-19, pengusaha Tahu Kuring Sukabumi di Jalan Letda T Asmita RT 02/02, Kelurahan Gedongpanjang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, menyebutkan belum ada peningkatan omset signifikan. Terlebih, meroketnya harga komoditas kacang kedelai saat ini membuat pengusaha tahu dan tempe kelimpungan.
Pengusaha Tahu Kuring Sukabumi, Ali Rahman Al Fariz mengatakan, meski harga bahan baku tahu dan tempe saat ini seharga Rp12.300 per kilogram dari harga sebelumnya di bawah Rp10.000 per kilogram. Namun, harga tahu dan tempe tidak mengalami peningkatan.
“Ya, sampai saat ini harga kedelai ini masih belum normal. Tapi, meski begitu saya belum berani untuk menaikan harga tahu dan tempe,” kata Ali Rahman Al Fariz, belum lama ini.
Ali menerangkan, saat ini Tahu Kuring Sukabumi masih membandrol harga dikisaran Rp8.000 per bungkus. Pasalnya, jika terjadi kenaikan harga tahu dan tempe dikhawatirkan dapat mengurangi jumlah para pelanggan.
“Khawatirnya, pelanggan pada tidak menerima kalau harga tahu dan tempe ini dinaikan karena saat ini kan harga pokok lainnya juga meningkat seperti minyak goreng maupun harga komoditas lainnya. Karena itu, saya memutuskan untuk tidak menaikan harga,” ucapnya.
Menurutnya, dari pada menaikan harga tahu dan tempe lebih baik Tahu Kuring Sukabumi kehilangan jumlah laba yang diterima setiap bulannya. Sebelumnya, jumlah keuntungan per bulan bisa tembus hingga Rp300 juta. Tetapi saat ini, hanya di kisaran Rp150 hingga Rp180 juta.
“Meski laba menurun drastis, tetapi saya akan selalu bertahan karena saya juga memikirkan nasib para pegawai yang jumlahnya mencapai puluhan orang. Kalau tidak beroperasikan kasihan juga sama para pekerja harus mencari mata pencaharian lain,” bebernya.