RBG.ID – Calon pendaftar beasiswa LPDP 2023 tahap 2 yang akan dibuka 9 Juni 2023 nanti pasti sudah tau jika salah syarat untuk mendapatkan beasiswa penuh ini perlu menyertakan LoA Unconditional atau Letter of Acceptance Unconditional.
Mengutip dari laman LPDP, LoA Unconditional adalah surat resmi dari perguruan tinggi (official admission) yang menyatakan bahwa seseorang telah diterima sebagai mahasiswa di perguruan tinggi tersebut dengan tanpa persyaratan.
Baca Juga: Beasiswa LPDP Tahap II Dimulai 9 Juni, Kenali 3 Jenis Beasiswa yang Dapat Diikuti!
LoA Unconditional yang akan diunggah harus telah memenuhi kriteria sebagai berikut.
- Perguruan Tinggi dan Program Studi harus sesuai dengan salah satu pilihan pada aplikasi pendaftaran.
- Intake studi harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan LPDP terkait waktu perkuliahan paling cepat yang diizinkan.
- Jika intake perkuliahan yang tercantum pada LoA Unconditional yang diunggah tidak sesuai ketentuan maka wajib melampirkan Surat Defer (Penundaan) dari Perguruan Tinggi yang menerbitkan LoA.
- Jika pendaftar mengunggah LoA Unconditional yang tidak sesuai ketentuan LPDP, maka dianggap tidak memenuhi kriteria pendaftaran.
Baca Juga: Tertarik Daftar Beasiswa LPDP 2023 Tahap 2? Ikuti Persyaratannya
Apabila calon pendaftar belum mendapatkan LoA Unconditional tentu tetap bisa mendaftar caranya dengan memilih 3 perguruan tinggi yang berada di daftar LPDP dengan program studi yang sama atau serumpun.
Kobi Education telah membuat daftar 27 Perguruan Tinggi di luar negeri yang membebaskan biaya pendaftaran. Sehingga jika harus tes di 3 universitas untuk mendapatkan LoA, calon mahasiswa tidak perlu mengeluarkan biaya.
Baca Juga: Beasiswa LPDP: LoA Unconditional Itu Wajib Atau Tidak? Apa Saja Kriterianya?
Australia
- Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) University (Semua jurusan)
- University of Wollongong
- Western Sydney University
- University of Western Australia
Amerika Serikat
- University of Notre Dame
Austria
- University of Vienna
Arab Saudi
- King Abdulaziz University
Belanda
- Wageningen University and Research
Belgia