RBG.id - Setiap tahun, Indonesia memperingati Hari Santri Nasional untuk menghormati peran santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Peringatan Hari Santri Nasional ini berfokus pada semangat Resolusi Jihad yang dicanangkan oleh Kyai Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober.
Meskipun Kyai Hasyim adalah tokoh sentral dalam proklamasi tersebut, pemilihan istilah "Hari Santri" menunjukkan setiap Kyai juga pernah mengalami perjalanan sebagai santri.
Baca Juga: Rahasia Agar Anak Jago Membaca Sejak Dini Jadi Kunci Keberhasilan Akademik, Intip Triknya
Lantas, mengapa adanya Hari Santri bukan Hari Kyai? Ini penjelasan dari Gus Reza Ahmad Zahid dari kanal YouTube LSPT Tebuireng
Hari Santri Nasional tidak hanya menjadi momentum untuk mengenang peristiwa sejarah, tetapi juga untuk mengingatkan bahwa setiap Kyai, termasuk Kyai Hasyim Asy'ari, memiliki latar belakang sebagai santri.
Kyai Hasyim yang mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Bangkalan di bawah bimbingan Kiai Kholil, menunjukkan tradisi saling belajar antar ulama.
Momen berharga ini terungkap saat Kiai Kholil, yang dulunya adalah gurunya, kini belajar dari Kyai Hasyim, menegaskan hubungan antara guru dan murid adalah proses yang saling menguntungkan.
Kisah lain mengenai Kiai Hasyim dan Kiai Abdul Karim yang juga belajar di Pondok Pesantren Bangkalan, semakin memperkuat pesan para Kyai di masa lalu tidak merasa gengsi untuk memperbanyak ilmu.
Tradisi ini harus terus dilestarikan, mengingat pentingnya semangat belajar yang diwariskan kepada generasi santri saat ini.
Baca Juga: Menpora Sebut Bahrain Harus Tanding di Indonesia atau Kalah WO
Peringatan Hari Santri Nasional juga menjadi ajakan bagi santri untuk tetap antusias dalam menimba ilmu dan memperdalam pengetahuan.