RBG.ID - Universitas Muhammadiyah Bogor Raya (UMBARA) mengadakan Webinar Nasional Gizi bertajuk Aplikasi Ilmu Gizi dan Teknologi di Era Digital.
Acara Webinar Nasional Gizi Universitas Muhammadiyah Bogor Raya tersebut diselenggarakan Sabtu (9/9/2023) pukul 13.00-15.30 WIB dan dihadiri pelajar, mahasiswa, guru, dosen, tenaga kesehatan, tenaga administrasi, jurnalis, staf, karyawan, analis ketahanan pangan, hingga alumni. Semua peserta yang hadir berasal dari 95 instansi berbeda.
Dekan Fakultas Kesehatan dan Sains Universitas Muhammadiyah Bogor Raya, Rudi Haryono memberikan sambutan tentang gambaran profil singkat fakultas.
Baca Juga: Panjat Pohon Pete, Seorang Warga Cibinong Tewas Kesetrum Listrik
Ia berharap, Fakultas Kesehatan dan Sains Universitas Muhammadiyah Bogor Raya yang keberadaannya baru berusia 8 bulan agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Webinar dibuka Rektor Universitas Muhammadiyah Bogor Raya, Edi Sukardi sekaligus memberikan sambutan tentang pentingnya mempelajari ilmu gizi.
Narasumber Webinar Universitas Muhammadiyah Bogor Raya pertama dari perekayasa muda Badan Riset Inovasi Nasional, Nila Kusumawaty menyampaikan tentang tantangan dan peluang globalisasi tenaga gizi ke depan menghadapi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), meyiapkan ahli gizi sesuai dengan kompetensi global, profesionalisme ahli gizi, permasalahan kesehatan yang dihadapi dan profesi kesehatan.
Baca Juga: Tambah Ilmu di Museum Etnobotani Indonesia, Koleksinya di kota Bogor Sangat Lengkap
Kepala Dietisien Departemen Gizi Kesehatan Universitas Gajah Mada, Tony Arjuna sebagai narasumber kedua Webinar Universitas Muhammadiyah Bogor Raya menyampaikan Peran Ahli Gizi di Era Digital: Tantangan dan Peluang.
Dia menjelaskan masalah gizi, overweight dan obesity sudah menjadi masalah pandemic yang menjadi faktor resiko berbagai penyakit seperti diabetes melitus tipe 2, kanker, penyakit jantung dan stroke. "Berbagai penyakit yang muncul berawal dari makanan." kata dia saat Webinar Universitas Muhammadiyah Bogor Raya.
Selain itu, dia menjelaskan berbagai tipe diet untuk menjaga kesehatan dan penurunan berat badan.
Baca Juga: Viral Bawa Sang Anak Balita Naik Gunung, Rudy Bagikan Kisah Baby Anna: Ternyata Bukan Pertama Kali
Ia menegaskan, keberadaan kecerdasan buatan tidak dapat menggantikan ahli gizi. "Tatap muka langsung sangat diperlukan untuk menilai status gizi secara personal sehingga ahli gizi adalah profesi yang sampai kapanpun tidak akan tergantikan dengan teknologi AI," papar dia saat Webinar Universitas Muhammadiyah Bogor Raya.
Ketua MGMP Biologi Kabupaten Bogor, Embang Mawaty menyampaikan, tema Relevansi Keilmuan Biologi dengan Departemen Gizi Universitas Muhammadiyah Bogor Raya.
Artikel Terkait
Universitas Muhammadiyah Bogor Raya Sambangi Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Ini yang Dibahas
Peringati HUT Ke 78 Kemerdekaan RI, Universitas Muhammadiyah Bogor Raya Helat Upacara Hingga Berbagai Lomba
Universitas Muhammadiyah Bogor Raya Gandeng AGESI Bahas Peluang dan Prospek Kerja Aktuaris di Era Revolusi 5.0
Universitas Muhammadiyah Bogor Raya Ajari Siswa SMK Al Hidayah Perhatikan Keseimbangan Asupan Gizi
Universitas Muhammadiyah Bogor Raya Tutup Praktik Klinik Kebidanan Mahasiswa di RSUD Leuwiliang
Universitas Muhammadiyah Bogor Raya Gandeng PKU Muhammadiyah Leuwiliang di Bidang Ini
Universitas Muhammadiyah Bogor Raya Gandeng Kementerian Kominfo Dalami Sosial Media hingga Kecerdasan Buatan