Tentu kita semua bersedih dengan adanya “pemikiran mistis” semacam itu dikalangan masyarakat akar rumput. Kita menjadi tidak saling percaya, kita konsisten untuk saling curiga, bahkan menutup pintu dialog untuk saling memberi paham antara warga masyarakat dan pemerintah sebagai penyelenggara Negara.
Oleh sebab itu, saya melihat adanya tanggung jawab dari peserta Pemilu yang masih tidak maksimal dilaksanakan, yaitu edukasi politik di akar rumput, bukan hanya menyentuh tim pemenangan saja, namun kepada masyarakat secara menyeluruh.
Selain itu, aktor-aktor politik yang hari ini dan masa mendatang akan menjabat, sudah harus mampu meningkatkan kapasitas kerja mereka yang berfokus pada kebijakan yang pro terhadap kepentingan seluruh masyarakat, bukan hanya konstituen mereka di daerah pemilihan (dapil).
Di masa kampanye Pemilu 2024 ini, saya harap seluruh masyarakat tidak mudah terjebak dalam berbagai isu, penggiringan opini, dan modus-modus politik transaksional, yang seluruhnya hanya akan semakin melemakan fondasi dan nilai demokrasi yang ada di Indonesia.
Apapun dan siapapun yang pada akhirnya memenangkan Pemilu 2024, sudah siapkah kita menerima hasilnya secara lebih dewasa? Sukses untuk Pemilu 2024! (*)
Ramdan Nugraha
Direktur Civil Alliance for a Stable and Established Democracy (CASED)